SariAgri - Petani timun suri di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, biasanya selalu meraup untung lebih pada bulan Ramadan. N


Hal ini diungkapkan oleh salah seorang petani timun suri di Cirebon bernama Maenah (42). Diakuinya, pandemi Covid-19 sudah menghambat pemasaran timun suri ke berbagai daerah. Padahal, pada ramadan sebelumnya ia bisa meraup untung lebih dalam sekali panen.
Untuk saat ini, kata dia, harga timun suri per kilogramnya di tingkat pengepul hanya dihargai Rp2.500 hingga Rp3.500. Harga tersebut dapat berubah sesuai dengan kondisi di pasar. Selain itu, timun suri yang dipanen tingkat kematangannya haru 80 persen.
Padahal pada ramadan tahun sebelumnya, timun suri yang tingkat kematangan sekitar 60 persen bisa dipanen dan dijual ke pengepul, dengan harga di atas Rp3.500. Saat ini, timun suri hanya dipasarkan di sekitar wilayah Cirebon saja. "Harga Rp2.500 sampai Rp3.500 saja per kilogramnya tergantung pasar. Biasanya laris. Dipasarkan ke Bandung sama Jakarta," kata Maenah kepada wartawan, Minggu (9/5/2021).
Baca Juga: Di Tengah Pandemi Corona, Petani Timun Suri Cirebon Optimistis Akan UntungSejarah Asal Usul Mentimun dan Ragam Manfaatnya
Dalam sekali panen, lanjutnya, biasanya petani timun suri di Desa Pangkalan, Cirebon, bisa memanen hingga 2 ton per setengah hektare lahan. Akan tetapi saat ini hasil tersebut menurun sampai 500 kilogram per setengah hektare lahan.
"Kita dua kali panen. Sekarang panen pertama cuman dapat 5 kuintal," ujarnya.
Dia menjelaskan, timun suri akan ditanam menjelang bulan ramadan. Sehingga bila sudah memasuki waktu puasa, petani bisa langsung memanen timun suri.
Maenah sendiri sudah menggeluti profesi ini selama puluhan tahun. Ia mengatakan, waktu tanam timun suri agar bisa dipanen sekitar dua bulan.
"Kalau dulu panen yang matang 60 persen bisa dijual ke pengepul. Sekarang enggak bisa. Saya sudah puluhan tahun tanam timun suri. Kalau mau puasa, kita tanam. Jadi pas udah ramadan bisa kita panen," tuturnya.
Masih kata dia, ada beberapa kendala yang dihadapi petani timun suri selain pandemi.Hortikultura Misalnya seperti banjir yang kerap terjadi di Cirebon pada musim hujan.
Air yang merendam lahan, sambungnya, bisa menyebabkan timun suri busuk. Buah busuk ini biasanya akan dibuang begitu saja. Sehingga hasil panen yang didapat petani berkurang.
"Gagal panen pernah. Timun suri jadi busuk karena terendam banjir. Tahun ini alhamdulillah tidak gagal panen," ucap dia.
Video terkait: